Jumat, 25 April 2008

Sekilas, Peduli Alam

Tiada seekorpun binatang melata di bumi, dan tiada seekorpun burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan mereka itu umat seperti kamu sekalian
( QS. Al-an’am/6:38
}

Hari ini manusia mungkin sangat egois, serakah dengan tekhnologi sebagai alat mempermudah kehidupan sesama manusia. Alam dijadikan komoditas, sumberdaya yang melimpah ruah dan tiada habisnya ribuan tahun diekspolitasi. Apa yang tidak manusia konsumsi jika bukan dari alam. Memang benar, manusia harus memanfaatkan alam untuk kelangsunagn hidupnya. Sandang, pangan dan papan, semuanya bermula dari alam. Artinya, ada hubungan manusia yang sangat tergantung dengan alam. Bagaimana jika alam sumberdayanya habis? Musnahlah…

Beberapa hari lalu kita memperingati hari Kartini, pembebasan perempuan agar tetap bermatabat. Berteriak lantang “Stop, Eksploitasi perempuan!”. Perempuan adalah sama seperti laki-laki, sesama manusia yang harus tetap di perjuangkan hak-haknya, jangan kemudian ada saling ekspoloitir antar sesama. Tanpa menafikan, sebagai manusia jangalah egois hanya memperjuangkan hak antar manusia. Alam sama dengan kalian, memiliki hak yang harus diperjuangkan. Saat manusia menyebut dirinya zoon politicon, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain(sesama manusia), bukan berarti lupa bahwa ia tidak akan bertahan hidup tanpa alam.

Ada yang perlu diperbaiki, memandang hubungan manusia tidaklah semata hubungan ekspolitatif, tetapi juga apresiatif. Kelangsungan hidup alam, adalah kelangsungan hidup manusia. Kesibukan membela sesama manusia, hingga lupa dengan alam tidak-lah sepenuhnya disalahkan. Kini saatnya ke-alpa-an akan alam selama ini di-taubat-i, mulailah beteriak “Stop, Eksploitasi alam!”. Dan tidak sekedar itu, mulailah dari diri sendiri. Ibda’ bi nafsik…

Tidak ada komentar: